Rabu, Juli 23, 2008

Hotel Aston, From Hawaii to Manado

JIKA tidak ada aral melin-tang, jaringan hotel interna-sional, Aston Group yang dirintis suami-istri konglo-merat asal Amerika Serikat, Analie dan Tati Tatibouet, akan beroperasi (soft opening) di Kota Manado, medio No-vember 2008 mendatang. Kini, hotel berbintang tiga yang berlokasi di Jalan Jenderal Su-dirman 128 Manado ini, se-dang digenjot pembangunan fisiknya.
Menurut General Manager (GM) Hotel Aston Manado, Bayu Bimo Mulyo didampingi Room Division Manager Bra-vely Sahelangi, Aston Manado memposisikan diri sebagai ho-tel untuk kalangan pelaku bis-nis. ‘’Hotel ini memiliki 110 ka-mar dan bangunannya ber-lantai sembilan,’’ ungkap Bi-mo seraya menambahkan, fa-silitas yang tersedia menca-kup coffee shop, lobby lounge bar, wifi, business center dan tiga ruangan untuk meeting, plus ball room.
Selain itu, untuk relaksasi, di dalam hotel bisa dinikmati SPA dan service lainnya, di antaranya laundry, shoe shine serta kemudahan berupa express check in. Hebatnya, Aston Manado merupakan sa-lah satu dari 20 properti Aston yang sedang dibangun di In-donesia pada tahun 2008 ini.
Sejarah Hotel Aston sendiri, dimulai dengan perjalanan mengelilingi sepasang suami istri Analia dan Tatibouet dengan kapal. Tahun 1948, mereka berlabuh di Hawaii dan selanjutnya terbetik ide untuk membangun pengina-pan, yang kemudian dinamai Aston. Nama Aston diambil dari singkatan anak mereka, Andre Steven (As), sedangkan tambahan ‘ton’ karena me-ngikuti beberapa group hotel waktu itu yang banyak meng-gunakan kata ‘ton’.
Aston kemudian merambah dunia dan sampai ke Indo-nesia sejak 1997 silam. Tahun ini, Aston memperbanyak propertinya di daerah-dae-rah.‘’Aston kini sedang mem-bidik pembangunan puluhan hotel di Indonesia. Untuk 2008 saja ada 20 properti yang bakal beroperasi, se-dangkan tahun 2009 menda-tang akan dibuka lagi sekitar 11 properti lagi,’’ ungkap Bi-mo. Sulut sendiri memang sedang marak pembangunan hotel. Jaringan hotel besar yang sedang dibangun selain Aston, ada juga Hotel Peninsula, Swiss Bell Maleosang dan Sutan Raja milik konglomerat Indonesia, DL Sitorus.(rik/*)

Tidak ada komentar: