Mensyukuri 2 Tahun Yayasan Karema
SEJAK berdiri dua tahun lalu, Yayasan Karema yang diketuai Ny Onny Markadi Tambuwun terus menunjukan komitmennya yang kuat dalam mengangkat dan mengembangkan kain Bentenan. Setelah mendirikan Bentenan Center, juga sudah dibangun aula Karema di kompleks Bentenan Center Desa Kolongan Atas Sonder, Minahasa yang akan menjadi tempat unjungan wisata.
Juga memberikan subsidi seragam sekolah siap pakai (kemeja) epada anak-anak SD, SMP, SMA/SMK.
Kain Bentenan ini jug yang sudah mmpu bisa bersaing di aras nasional, bahkan menjadi kain yang dilirik para disainer papan atas Indonesia memang tidak diragukan kualitasnya baik yang tenun maupun print. Apalagi setelah diproduksi kain tenun sifon yang bahan bakunya dari sutra.
Tidak itu saja, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ny Ani Susilo Bambang Yudhoyono memberi apresiasi tersendiri terhadap kain yang telah 200 tahun ini hilang. Ini setelah bapa dan ibu negara ini brkali-kali mengenakan kain ini dalam berbagai kegiatan. Begitu juga dengan para pejabat di Jakarta yang berkunjung ke daerah ini banyak yang senang enjoy dengan kain Bentenan ini. Tak heran jika kemudian kain tenun atau print Bentenan menjadi salah satu oleh-oleh ’wajib’ jika ada yang mengunjungi daerah ini untuk dibawa membeli untuk menambahk koleksi mereka berulang-ulang.
Akhirnya Ibu On Markadi Tambuwun, atas nama Yayasan Karema bersama keluarga besar Markadi Laoh Tambuwun mengucapkan selamat merayakan Natal Yesus Kristus 25 Desember 2008 dan Tahun Baru 1 Januari 2009. ’’Semoga Damai Sejahtera dan Kasih Tuhan menyertai kita semua,’’ harap.(tas/*) source..mdopost.com
Minggu, Desember 28, 2008
Lestarikan dan Kembangkan Kain Bentenan
Diposting oleh Athey di 01.41 0 komentar
Penumpang ke Manado Melonjak
MANADO—Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, penumpang ke Manado khususnya yang menggunakan jalur angkutan udara, terjadi lonjakan drastis. Bahkan tahun ini diperkirakan lebih banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya. General Manager Garuda Indonesia Shidiki Iribian kepada wartawan koran ini mengungkapkan, peningkatan penumpang ke Manado mulai terlihat sejak awal bulan Desember dan terus meningkat hingga H-2 kemarin.
“Menjelang Natal ini memang terlihat ada ketambahan penumpang yang diperkirakan sekitar 15 persen dari kondisi normal,” ujarnya kepada koran ini.
Tak hanya itu, dia juga mengatakan kalau menjelang perayaan Natal 2008 dan Tahun Baru 2009, kerap terjadi over demand untuk penerbangan tujuan Manado. Meski demikian, menurutnya lonjakan penumpang yang terjadi menjelang Natal ini dalam pengertian semua kursi bisa terisi penuh dibanding dengan kondisi normal dimana rata-rata kursi yang terisi hanya 80% dari total kursi penumpang.
“Situasi penumpang menjelang Natal ini berbeda dibanding dengan hari-hari biasa. Semua kursi bisa terisi penuh,” imbuhnya. Ditambahkannya juga, kalau peningkatan arus keluar dari Manado bakal terjadi setelah tahun baru nanti.
Senada diungkapkan Allan Pusung SSos, Humas PT (Persero) Angkasa Pura I. Menurutnya, sejak awal bulan Desember ini rata-rata semua maskapai penerbangan mengalami lonjakan penumpang dari hari-hari normalnya.
“Kalau dilihat dari data laporan maskapai, jumlah penumpang yang tiba di Manado sejak awal Desember memang terus bertambah hingga H-3. Namun lonjakan penumpang ini masih bisa dikatakan normal, dimana maskapai tak sampai menambah ekstra flight,” terangnya.
UANG MASUK
Di sisi lain, perubahan menjelang Natal ini juga terlihat dari sisi perbankan. PinWil XI BNI Manado, Drs Joppy Lamonge M.Si mengatakan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru ini ada peningkatan volume transaksi khususnya dari segi transfer keuangan perbankan warga Kawanua yang kerja di luar daerah bahkan luar negeri.
“Peningkatan transaksi ini diperkirakan di atas 50 persen dari situasi normal,” ujarnya saat dihubungi koran ini via HPnya kemarin. Disamping itu, dia juga mengatakan khusus Sulut sendiri dana yang disediakan BNI saat Natal dan Tahun baru ini sebanyak Rp78 milliar.
Sementara itu, meski nyatanya ada peningkatan transfer keuangan perbankan, sebelumnya ada perkiraan kalau tahun ini transaksi transfer keuangan bakal sedikit berkurang lantaran pengaruh krisis global. Dimana, akibat krisis ini ada indikasi pendapatan masyarakat Sulut di luar negeri yang kerap menggunakan jasa transfer bank, sedikit berkurang sehingga dampaknya pada berkurangnya transaksi transfer antar Bank ini. (cw-15) source mdopost.com
Diposting oleh Athey di 01.38 0 komentar
Tsunami Drill Dimajukan
Ditempuh SBY Agar Tak Bertabrakan dengan Ibadah Natal
MANADO— Pelaksanaan Tsunami Drill atau pelatihan evakuasi tsunami 26 Desember lusa dimajukan dari jadwal sebelumnya. Rencana awal dilaksanakan pada pukul 08.00 dan selesai pukul 10.00 Wita diubah menjadi dimulai pukul 07.00 dan selesai pukul 08.30 Wita. Dimajukannya kegiatan pelatihan antisipasi terjadinya tsunami di Manado ini, merupakan perintah langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). ‘’Karena bapak Presiden menghormati umat Kristiani yang lagi beribadah di hari raya Natal kedua, maka rencana pelaksanaan tsunami drill dimajukan lebih cepat dari jadwal sebelumnya. Bapak Presiden memerintahkan agar tsunami drill jangan sampai mengganggu ibadah. Harus dihormati umat Nasrani yang melaksanakan ibadah, karena itu dipercepat dan harus selesai sebelum jam ibadah,’’ kata Gubernur SH Sarundajang, mengutip yang dikatakan Presiden SBY.
Karena itu, Gubernur mengajak kepada seluruh staf dan jajaran Pemerintah Provinsi dan masyarakat Manado supaya hadir di lokasi sepanjang Jln Piere Tendean Boulevard 15 menit sebelum acara dimulai (pukul 07.00 Wita). ‘’Tsunami drill ini merupakan kehormatan bagi masyarakat Sulawesi Utara. Karena daerah kita dipercayakan Presiden SBY untuk menjadi lokasi pelaksanaan antisipasi bencana tsunami,’’ ujar Sarundajang.
Lanjut SHS, ini kesempatan besar bagi daerah ini karena Sulawesi Utara sendiri menurut data dari Badan Metreologi dan Geofisika (BMG), daerah yang dikelilingi empat patahan sehingga sangat rawan terhadap gempa bumi dan tsunami. Aceh dan seluruh pantai Selatan saja yang hanya satu patahan sering terjadi gempa bumi dan menimbulkan tsunami.
Menurut Deputi Menristek DR Idwan Soehardi, Presiden SBY gencar melaksanakan tsunami drill yang akan melatih kesiapan dalam mengahadapi ancaman tsunami, karena 2/3 daerah pantai Indonesia berpotensi terjadi tsunami. Tsunami drill sebelumnya telah dilakukan di provinsi lain.
Lanjut DR Idwan, simulasi tsunami yang akan berlangsung sekitar satu jam, bertujuan untuk melindungi masyarakat. Saat tsunami, pemerintah, Muspida serta aparat harus mengarahkan masyarakat. “Masyarakat harus digerakkan ke tempat yang aman,” katanya, kemarin.
Ada dua kompnen utama dalam tsunami drill. Salah satunya komponen struktur meliputi instrument observasi, analisis, kemudian disampaikan dalam bentuk informasi kepada masyarakat. “Kedua adalah komponen kultur menyangkut kesiapan masyarakat,” jelasnya. “Pak presiden akan menghadiri perayaan Natal, sekaligus acara tsunami drill dan mengecek kesiapan WOC,” jelasnya.
Soal WOC, Sekertaris Kementerian Menkokesra Prof DR Ir Indroyono Soesilo MSc, menjelaskan, Manado resmi menjadi tuan rumah WOC dan CTI Sumit setelah dikeluarkannya revisi Keppres nomor 23 tahun 2007. “Dunia sangat mendukung WOC di Manado,” katanya.
Menurutnya, dukungan tersebut terungkap saat sidang umum PBB di New York 17 Desember lalu. Saat itu dihasilkan resolusi Omnipus Resolution On Ocean and Law of The Seas. “Salah satu pasal di dalamnya menyambut baik dan mendukung Indonesia untuk menyelenggarakan WOC,” katanya
MASYARAKAT PUJI PRESIDEN
Sementara itu, kebijakan Presiden SBY yang memajukan jadwal pelaksanaan tsunami drill, mendapat sambutan dan pujian masyarakat. ‘’Memang ibadah Natal kedua itu sudah menjadi kebiasaan umat Kristiani di daerah ini. Tetapi kegiatan simulasi antisipasi dari ancaman tsunami juga penting. Makna dan inti dari kedatangan Yesus Kristus juga, untuk menyelamatkan umat manusia. Tsunami drill itu juga untuk antisipasi penyelamatan terhadap umat manusia. Apalagi torang yang tinggal di dekat pantai. Tuhan berfirman dalam Alkitab, agar manusia itu hendaklah bekerja dan berdoa,’’ ujar Dedy R, warga Sario Tumpaan.
Lidya Lumanauw SE, warga Mahakeret, juga menyampaikan pujiannya atas kebijakan Presiden SBY yang menunjuk Manado menjadi lokasi pelaksanaan tsunami drill. ‘’Kalau dilaksanakan jam 7, berarti jam 9 sebelum jam ibadah di gereja, acaranya sudah selesai,’’ ujar Lumanauw.
Mantan Ketua BPC GMKI Manado dan Ketua DPC Partisipasi Kristen Indonesia, Ferry Karwur dan Ketua Pria/Kaum Bapa Wilayah Manado Utara II, Pnt Petrus Diaz mengatakan, pelaksanaan tsunami drill merupakan bentuk program kemanusiaan yang juga bagian dari ibadah. “Kami meberi dukungan penuh atas suksesnya kegiatan ini,” tandasnya. Diaz menambahkan, di Manado Utara terdapat 15 jemaat tinggal di pesisir pantai dengan jumlah anggota jemaat mencapai 20 ribu orang. Menurutnya warga pesisir sangat mebutuhkan pemahaman tentang tsunami.
Di samping itu, Paulus Sembel, anggota jemaat GMIM Sumber Berkat Malalayang menambahakan, kegiatan tsunami drill positif bagi warga Manado serta masyarakat Sulut.
Bagi Ketua Forum Peduli Minahasa Jhon F Kalangi, pelaksanaan tsunami drill tak perlu dipertentangkan. “Sulut pantas diadakan tsunami drill, karena merupakan wilayah yang rawan tsunami. Ingat tsunami di Aceh terjadi 26 Desember,” katanya.
Selain masyarakat, dukungan terhadap pelaksanaan tsunami drill juga datang dari tokoh-tokoh agama. Karena mereka menilai pelaksanaan tsunami drill adalah tindakan nyata dari penerapan iman Kristiani dalam menyelamatkan umat manusia.
Menurut Pdt Nico Gara Ketua FKUB Sulut, tsunami drill hendaknya dilihat bukan sekadar sebuah seremoni, tetapi suatu kepeduliuan terhadap masalah kemanusian. “Bijaksanalah untuk menerapkan keseimbangan antara ritus (peribadatan, red) dan tindakan kemanusiaan seperti tsunami drill, sebab ritus adalah wujud kasih dan penyembahan kepada Allah. Sedangkan aksi untuk kemanusiaan adalah wujud kasih terhadap sesama. Keduanya harus berlangsung secara berimbang,” jelasnya.
Ditambahkannya, soal hari pelaksanaan 26 Desember bukan persoalan substansi. Sebab gereja sangat fleksibel dalam beribadah, subuh, pagi dan malam. “Beruntunglah kita orang Kristen yang fleksibel dalam beribadah,” ujarnya.
Nico Gara juga melanjutkan, ‘’Kita perlu belajar bukan hanya dari pengalaman Aceh, tetapi juga pengalaman kita di daerah ini. Waktu lalu, ketika terjadi gempa yang cukup keras di sini, seorang generasi muda bangsa jadi korban karena panik mendengar berita bahwa gempa tersebut berpotensi tsunami. Korban seperti itu tidak perlu terjadi, seandainya masyarakat sudah dilatih tentang bahaya tsunami. “Sehubungan dengan potensi ganguan Natal hari kedua dengan pelaksanaan tsunami drill, menurut saya tidak akan menggangu. Karena bunyi sirine yang akan dibunyikan hanya akan berlagsung setengah jam saja. Dan tidak akan sampai pada jam ibadah,” jelasnya
Di sisi lain, Pemuda GMIM mengaku, pada hakekatnya program pemerintah punya maksud dan tujuan yang baik. Namun ada beberapa hal perlu dipertimbangkan. Terutama beberapa ungkapan ketidaksetujuan perlu dicarikan win win solution. ‘’Karena bagaimanapun umat Nasrani Sulut sudah terbiasa dengan merayakan momentum Natal dengan keluarga dan jemaat baik Natal pertama maupun Natal kedua,’’ ujar Ketua Komisi Pemuda GMIM Pnt Billy Lombok .
Yang mungkin menjadi koreksi bagi pemerintah karena komunikasi tidak berjalan dengan baik. Gereja serta keluarga yang mempersiapkan diri merayakan Natal dan kemudian pemerintah berinisiatif melaksanakan kegiatan tsunami drill, apalagi bila kemudian benar ini merupakan usulan Pemprov Sulut, perlu diklarifikasi dan dituntaskan. ‘’Kami meminta pemerintah menghormati jadwal peribadatan serta mencari jalan keluar yang terbaik,’’ harap Pnt Lombok.
Sikap yang sama juga disampaikan GMKI. Korwil GMKI Sulut Gorontalo Rendy NS Umboh mengatakan, kedatangan SBY merayakan Natal bersama warga Sulut adalah suatu kehormatan dan penghargaan. Tapi pelaksanaan tsunami drill 26 Desember pantas dipertanyakan. Menurutnya, hari tersebut jelas-jelas merupakan hari ibadahnya umat Nasrani.
Bagi GMKI, itu adalah Natal ke-2. “Kenapa harus diadakan acara semacam itu? Apa esensinya acara tersebut sehingga harus membuat konflik kepentingan diantara warga masyarakat yang adalah warga gereja di Sulut ini,” katanya. Bahkan, info yang diterima GMKI, seluruh PNS di lingkungan Pemprov diwajibkan pukul 07.00 Wita sudah harus ke lokasi kegiatan.
Mereka sebagai warga negara yang baik tentunya harus taat terhadap instruksi atasan. Hanya saja, sebagai warga gereja yang baik waktu tersebut untuk beribadah di gereja.
Ia menambahkan, kedatangan presiden janganlah membuat pertentangan-pertentangan antara wilayah negara dan wilayah agama. Konflik kepentingan dwikewargaan umat Kristen tidak perlu terjadi apabila tsunami drill tidak diadakan di Natal kedua. “Kalau esensinya hanya menyangkut bagaimana kesiapan kita menanggulangi bencana tsunami, tanggal 27 kan bisa. Malahan pelaksanaannya kurang efektif apabila dilaksanakn pada Natal ke-2, karena orang-orang sibuk dalam perayaan natal,” pungkasnya. (tim/*) source.... mdopost.com
Diposting oleh Athey di 01.36 0 komentar
SBY Rindu Damai Natal
Bakal Lihat Toleransi Antarumat dan Disuguhi Lagu Gubahan Sendiri
MANADO- Cerita suasana damai Natal Yesus Kristus paling indah perayaannya se-Indonesia di Bumi Nyiur Melambai bakal disaksikan dengan mata kepala sendiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tak pelak, selama berada di Sulut 25 dan 26 Desember, kerinduan SBY melihat panorama kerukunan antar umat beragama akan terwujud. Karena seperti biasa di hari besar umat kristiani itu warga muslim akan menambah kekudusan damai Natal dengan ikut menjaga ibadah-ibadah di semua denominasi gereja.
“Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami pemuda dan remaja masjid akan ikut menjaga ibadah perayaan Natal,” tandas Mahmud Lihawa, Ketua Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Sulut. Diakuinya, momen Natal 2008 ini terasa spesial dengan kehadiran orang nomor satu di Indonesia, Presiden SBY.
Terkait dengan kedatangan Presiden, menurut Jubir Pemprov Drs Roy Tumiwa MPd, direncanakan Presiden bersama rombongan, yakni sejumlah menteri akan tiba Kamis (25/12) pukul 13.00. Dari bandara Sam Ratulangi Presiden langsung menuju Hotel Sintesa Peninsula untuk memimpin rapat kabinet terbatas yang membahas persiapan hajatan World Ocean Conference (WOC) 2009. “Seluruh menteri terkait, yang masuk dalam panitia nasional, akan ikut rapat tersebut. Termasuk Pak Gubernur, dan panitia daerah,” kata Tumiwa, tadi malam.
Menteri dan pimpinan BUMN yang direncanakan hadir antara lain, Menko Polhukam Widodo AS, Menko Perekonomian/Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menko Kesra Abu Rizal Bakri, Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi, Menteri PU Djoko Kirmanto, Dirut PLN Fahmi Mochtar, dan sejumlah pejabat eselon I di departemen dan kementerian.
Usai rapat, tambah Tumiwa, malamnya pukul 19.00 Presiden SBY akan mengikuti perayaan Natal bersama pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat Sulut, di Gubernuran Bumi Beringin. “Rencananya, paduan suara Unima dan Benedicto Chorale akan membawakan sebuah lagu gubahan Bapak Presiden di sela perayaan Natal itu,” kata Tumiwa.
Jumat (26/12) pagi, pukul 10.00 Presiden akan memberi pengarahan kepada peserta simulasi Tsunami Drill di Rumah Sakit Lapangan yang terletak di Halaman Kantor Gubernur. Sebelumnya, seluruh yang terlibat dalam simulasi ini akan terkonsentrasi di kawasan Mega Mas, titik evakuasi di Jalan Toar, Bumi Beringan, Diponegoro, dan sejumlah rumah sakit terdekat seperti RS Wolter Mongisidi dan RS Advent. “Gladi bersih Tsunami Drill sudah dilaksanakan, dan tadi (kemarin, red) dimatangkan lagi dengan rapat yang dipimpin Asisten I,” kata Tumiwa.
Selesai memberi pengarahan kepada peserta simulasi Tsunami Drill, Presiden selanjutnya menuju ke Aula Mapalus Kantor Gubernur untuk mendengarkan pemaparan kesiapan masing-masing bidang di panitia, yang disampaikan oleh menteri-menteri terkait, tentang pelaksanaan WOC 2009. Usai itu, dilanjutkan dengan peresmian sekaligus penandatangan sejumlah proyek seperti 4 hotel: Sedona, Swiss bel, Sintesa Peninsula, dan Travello. Selain itu akan diresmikan juga Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong II dan PLTP Lahendong III, masing-masing 20 MW, dan Jembatan Megawati.
Sekadar referensi, proyek yang akan diresmikan Presiden ini nilainya sekitar Rp1,1 triliun. Yakni, hotel Peninsula invastasinya mencapai Rp150 miliar, Sedona sekitar Rp200-an miliar, Swiss belhotel Rp91 miliar, Travello Rp30 miliar. Sedangkan untuk 2 unit PLTP Lahendong nilai investasinya mencapai Rp600 miliar, dan Jembatan Megawati dibangun dengan anggaran APBN sekitar Rp30 miliar.(cw-05/irz)... source mdopost.com
Diposting oleh Athey di 01.30 0 komentar
Minggu, Desember 07, 2008
Gema Natal di X’Mas on Boulevard
Gema Natal di X’Mas on Boulevard
ACARA yang dinantikan oleh seluruh masyarakat Sulawesi Utara yakni X’mas on Boulevard, akhirnya dimulai pelaksanaanya, Sabtu (6/12) sore ini di area parkir Manado Town Square. Iven yang akan diselenggarakan atas kerjasama Manado Post dan Manado Town Square (Mantos) ini, bakal mengundang banyak pengunjung.
Menurut Sekretaris Panitia Rudini Wijaya, acara pembukaannya akan berlangsung mulai pukul 17.30 Wita dan akan dibuka oleh pemerintah Provinsi Sulut, Pemerintah Kota Manado, dan Kepala Kepolisian Daerah Sulut. Bahkan Kapolda Sulut Brigjen Bekto Suprapto dipastikan akan menghadiri acara Natal ini.
Menurut Ketua Panitia Deyke Rarobong, pelaksanaan acara pembukaan akan diselingi atraksi dari talent show peserta Bazaar Gereja. “Mereka akan menggemparkan panggung lewat pujian rohani dan atraksi natal lainnya,” tutur keduanya.
Pelaksanaan acara X’mas On Boulevard ini akan mengudang pengunjung baik lokal dan mancanegara demi menyukseskan pelaksanaan WOC 2009 dan Manado Kota Pariwisata Dunia 2010. Pembukaan acara ini akan dilakukan penyalaan lampu-lampu Natal yang paling indah dan termegah di Sulut. Bukan hanya itu saja tetapi sponsor acara ini maupun beberapa perusahaan swasta di Manado akan turut berpartisipasi mengadakan Bazaar selama iven ini berlangsung. Salah satunya Air Asia akan mendirikan stand saat Bazaar Gereja dengan melayani penjualan tiket bagi masyarakat yang berminat pergi ke Malaysia. “Bisa mengadakan pembelian tiket langsung dengan harga promo,” tutur Rarobong bersama Rudini saat mengadakan pertemuan dengan AirAsia, kemarin.
Khusus bagi peserta Bazaar Gereja, sudah harus mempersiapkan stand masing-masing sejak pukul 15.00 wita karena akan dinilai oleh Tim juri. “Baik kesiapan, dekorasi kerapihan, dan kebersiahan akan dinilai,” tambah Rarobong. Peserta Bazaar Gereja tidak diperkenankan mengadakan pendirian stand selama acara pembukaan.
Dari hasil pantauan panitia, lokasi peserta Bazaar Gereja sudah terisi semuanya dan berlomba-lomba mendekorasi sesuai keahlian masing-masing. Ada yang membuat dari rumbia, tripleks, bambo, alang-alang, dan kertas semen. Pasti masyarakat merasa puas bila melihatnya. Ditambah lagi mereka akan menjual produk-produk kebutuhan masyarakat bernuansa Natal. Bagi masyarakat yang tidak ada kesibukan bisa saksikan bersama-sama acara ini selama pelaksanaan Bazaar Gereja 6-13 Desember 2008. (cw-09)
Diposting oleh Athey di 08.22 0 komentar
Sabtu, Oktober 25, 2008
TNI AL Tangkap 72 Kapal
Dokumen Aspal Sebanyak 35 Kasus
MANADO – Sepanjang 10 bulan terakhir ini, TNI AL telah melakukan penangkapan atas kapal yang melanggar hukum di wilayah perairan Sulut. Tercatat sekitar 72 kapal melakukan tindak pidana seperti Illegal Fishing, dokumen aspal, BBM, Bea cukai dan cagar budaya,
berhasil ditangkap dan diproses hukum oleh Satuan Patroli Terbatas (Satroltas) Lantamal VIII dan Lanal Tahuna hingga ke pengadilan (Lihat grafis,red). Namun, hingga kini yang baru berkekuatan hukum alias telah memiliki putusan tetap dari Hakim di Pengadilan baru 34 kasus.
“ Setiap kapal yang kami tahan karena diduga melakukan pelanggaran hukum di wilayah perairan kita (Sulut, red), akan langsung ditangani oleh penyidik TNI AL sebelum dilimpahkan ke Jaksa Penuntut umum (JPU),” Jelas Asisten Operasi (Asop) Danlantamal VIII Kolonel Laut (P) Bambang Supriyadi didampingi Komandan Satroltas Lantamal VIII Mayor Laut (P) Rizky, kemarin.
TNI AL sendiri hingga kini telah menurunkan 7 Kapal Republik Indonesia (KRI) untuk melakukan pengamanan di wilayah perairan di Sulut. (yew/aji) mdopost
Diposting oleh Athey di 01.38 0 komentar
Rabu, Oktober 08, 2008
Dongkrak PAD Manado Bakal Bangun Kasino
Dongkrak PAD Manado Bakal Bangun Kasino Oct 08, 2008 at 08:20 AM Lokasi di Manado Tua atau Pulau Siladen MANADO — Kurangnya potensi sumber daya alam di Kota Manado yang bisa dimanfaatkan untuk menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pemerintah Kota (Pemkot) mulai mematangkan rencana pembangunan kasino sebagai penunjang PAD. Hal ini di ungkapkan Wali Kota Manado Jimmy Rimba Rogi, kemarin. Menurutnya, Pemkot Manado sedang berupaya memperbesar jumlah PAD yang baru mencapai Rp 60 miliar. Jumlah tersebut, masih dirasakan sangat kurang dalam pembiayaan kebutuhan daerah. "Karena itu perlu dicari alternatif lain untuk menunjang PAD. Kasino, mungkin bisa menjadi salah satu jalan," ujarnya. Keseriusan Pemkot sudah sampai melirik beberapa pulau yang masuk dalam wilayah administratif Kota Manado untuk dijadikan lahan kasino, diantaranya Manado Tua dan Pulau Siladen. "Akan dikaji dulu, mana yang bagus," singkatnya. Ia menambahkan, kasino ataupun potensi lainnya asalkan bisa dijadikan penunjang bertambahnya PAD, akan terus dikejar. Ia pun mencontohkan, Singapura dengan Malaysia yang minim sumber daya alam, bisa membangun kotanya dengan baik, termasuk jaminan kesejahteraan masyarakat. "Saya mau Kota Manado nantinya seperti itu," tandasnya. (cw-06) mdopost.com |
New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!
Diposting oleh Athey di 23.36 0 komentar
Jumat, Oktober 03, 2008
Kantor Sinode Terbesar di Indonesia
Ditahbiskan Bertepatan 74 Tahun GMIM Bersinode TOMOHON-Setelah delapan tahun dibangun (sejak kepemimpinan Pdt DR AF Parengkuan), kantor Sinode GMIM akhirnya selesai pembangunannya. ''Atas kasih dan penyertaan Tuhan Yesus Kristus, akhirnya GMIM bisa memiliki kantor pusat pelayanan yang representatif,'' ujar Ketua Sinode GMIM Pdt DR AO Supit. Kantor yang dibangun dengan anggaran Rp12 milyar ini, sebagian besarnya dari swadaya seluruh anggota jemaat GMIM. Sisanya sumbangan Pemprov, Pemkab/Pemkot, para donatur-donatur di daerah ini yang diusahakan para panitia pembangunan. Kantor Sinode GMIM yang berdiri megah di Kota Tomohon ini sendiri termasuk kantor sinode terbesar yang dimiliki gereja-gereja anggota PGI. GMIM sendiri sebagai salah satu organisasi gereja terbesar di Indonesia, sudah cukup lama menantikan kantor pusat pelayanan yang representatif. ''Jemaat-jemaat GMIM saja bisa membangun gedung gereja-gereja yang megah-megah. Sementara kantor Sinode GMIM, masih lebih bagus kantor Sinode yang dimiliki Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) di Tentena Poso,'' komentar sejumlah jemaat GMIM. Gedung ini sendiri akan ditahbiskan pada, Selasa (30/9) pekan depan, bertepatan dengan perayaan 74 Tahun GMIM Bersinode. Dalam acara Grand Opening kantor Sinode ini, akan dihadiri Gubernur Sulut Drs SH Sarundajang. Dan untuk ibadah pentahbisan akan dipimpin langsung Ketua Sinode GMIM Pdt Dr AO Supit. "Acara pentahbisan kantor sinode akan dimulai tepat pukul 10.00 wita. Karena itu Selasa (23/9) lalu, telah diadakan rapat persiapan antara panitia HUT, BPS, dan instansi teknis terkait yakni pihak Polres Tomohon dan Dinas Perhubungan Kota Tomohon. Dan dalam pertemuan tersebut, telah disepakati untuk pengamanan lokasi (terbuka dan tertutup) sejak hari H mines dua, arus lalulintas selama kegiatan akan dialihkan ke beberapa luas jalan alternatif termasuk jalan lingkar timur dan jalan lingkar barat," kata Ketua Panitia HUT ke-74 Sinode GMIM Ny Meita Gerungan-Wala MM dan Sekretaris Pdt Heski Manus STh, diamini Ketua Umum Panitia HUT Pdt Roy Tamaweol MTh. Mereka juga meminta maaf kepada para pengguna jalan atas dialihkannya jalan tersebut. "Panitia memohon maaf kepada para pengguna jalan atas penutupan jalan tersebut. Diimbau juga demi kenyamanan bersama, karena keterbatasan lokasi parkir maka jumlah kendaraan dibatasi. Satu kendaraan kiranya dapat ditumpangi beberapa orang," kata keduanya. Mereka menambahkan, selain BPMJ se-GMIM, yang diundang adalah PGI, dari unsur pemerintah, gereja-gereja mitra dan undangan perorangan lainnya. "Sesudah acara pentahbisan, ramah tamah dalam bentuk makan bersama atau dalam istilah lokal disebut 'sumakey'. Diharapkan masing-masing BPMJ yang hadir dapat membawa makanan dan alat makan sendiri-sendiri. Acara ini merupakan syukur kita bersama atas kasih Tuhan Yesus Kristus yang memperkenankan GMIM membangun kantor pusat pelayanan yang representatif," ujar mereka sambil menambahkan bahwa pada Kamis 25 September 2008 akan ada technical meeting di gereja GMIM Galilea Teling. Semetara itu, Ketua Panitia Pembangunan Kantor Sinode GMIM Pdt Herman Mosal, beserta Wakil Ketua Pantia Bidang Teknik Pnt Ir Roy Roring MSi, Wakil Ketua Bidang Pengawasan Kicky Wangkar, Sekretaris Panitia Pnt Allan Pratanto, dan Bendahara Panitia Sym Andi Cakra mengatakan, jangka waktu pembangun kantor Sinode GMIM memakan waktu sekitar 8 tahun 9 bulan. Total anggaran pembangunan mencapai Rp12 milyar. "Awal pembangunan kantor Sinode pada tanggal 10 Desember 2001. Ketua Sinode pada waktu itu adalah Pdt AF Parengkuan. Anggaran pembangunan sebanyak itu dihimpun dari sumbangan jemaat se-Sinode GMIM yang kalau dirinci satiap anggota jemaat memnyumbang sebesar Rp8.500. Sementara anggaran lainnya dari Pemerintah Provinsi Sulut dan Pemerintah Kabupaten/Kota," jelas mereka. Mereka menambahkan bahwa yang sudah selesai dibangun baru bangunan induk sementara yang belum yaitu tempat parkir, pagar depan, papan nama, dan pos keamanan. "Paling labat Desember 2008 semuanya selesai dibangun,'' ujar mereka. GMIM sendiri memiliki kantor Sinode pertama di tahun 1950-an. Ini pembangunan kantor yang kedua. Sementar sejarah tanah Kantor Sinode dihibah dari Keluarga Wuisan kepada Sinode GMIM. Sementara yang menjadi arsitek dalam pembangunan kantor Sinode ini yaitu Pnt Ir Roy Roring MSi dan Ir Decky Suwuh. (cw-17) mdopost.com |
New Email names for you!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!
Diposting oleh Athey di 19.18 0 komentar
Trik Warga Sulut di Colorado Dukung WOC
Bentuk Mapalus, Gencar Lakukan Promosi Warga Sulut di AS membuktikan jarak bukanlah halangan dalam memberikan dukungan terhadap event Internasional yang akan diselenggarakan di Bumi Nyiur Melambai. GEMA World Ocean Conference (WOC) terus bergaung. Event yang diharapkan bisa mengangkat nama Sulut ke dunia internasional ini terus menjadi bahan pembicaraan warga Kawanua di seluruh dunia, termasuk di Colorado.Negara bagian yang terletak di sekitar Rocky Mountain dengan populasi 4,861,515 pada tahun 2007. Belum lama ini sebuah organisasi bernama Mapalus didirikan di sini. Mapalus yang berarti gotong royong ini sesuai dengan tujuan dibentuknya perkumpulan ini, yaitu saling bahu membantu antar sesama warga Minahasa secara khusus dan Indonesia secara umum. Kini di tengah gaung WOC, Mapalus merasa wajib untuk membantu menyukseskan event ini. "Selain membantu warga Minahasa dan Indonesia terhadap masalah-masalah yang kerap ditemui seperti seputar imigrasi. Tujuan kami yang lain yaitu mengenalkan Sulut kepada dunia internasional dan juga sebisa mungkin memberikan tenaga dan pikiran kami demi kesuksesan WOC," jelas Robert Mewengkang, salah satu tokoh Minahasa yang membidani kelahiran Mapalus ini. Organisasi ini bersama para warga Minahasa di seluruh AS rupanya tidak main-main. Mereka bahkan telah menyatakan kesiapan mereka secara langsung terhadap Gubernur Sulut, SH Sarundajang yang sempat berkunjung ke New York, Oktober lalu. Menurut Mewengkang, Sarundajang memang secara khusus meminta masyarakat Sulut di AS untuk membantu mempromosikan event ini terhadap warga Amerika. Warga Sulut bukan hanya menyambut baik tapi memuji terobosan yang dilakukan pemerintahan Sulut. "Sarundajang itu low profile tapi high performance," ujar Mewengkang yang kini berdomisili di Colorado. Yang paling dibanggakan, perhatian warga Sulut bukan hanya datang dari mereka yang lahir di Sulut tapi juga generasi muda yang lahir di AS. Menurut Mewengkang yang juga pembina Maesa Amerika ini, banyak yang siap ke Manado untuk jadi interpreter jika diperlukan. "Biar masih muda, mereka masih menunjukkan minat yang besar terhadap kebudayaan mereka," jelas Mewengkang. Besarnya pengaruh event ini banyak warga Sulut yang menyatakan akan pulang kampung. "Jumlahnya tentu akan lebih besar. Sayangnya masih banyak warga yang belum mempunyai surat resmi jadi tidak bisa ke Manado," tambahnya lagi. Mewengkang sendiri juga akan berusaha supaya bisa ke Manado. Terakhir menginjakkan kaki di bumi Toar Lumimuut, 2005 lalu. Belum lama ini, event mempromosikan WOC digelar dalam bentuk Cultural Event, sebagai salah satu kegiatan pertama organisasi yang baru dibentuk April lalu di Aurora, Colorado. Selain itu kegiatan ini sekaligus memperkenalkan budaya Minahasa dan Indonesia kepada masyarakat AS. "Biarpun Mapalus adalah organisasi orang Minahasa, tapi dalam Cultural Event tersebut, kami juga turut mempromosikan kebudayaan Indonesia pada umumnya," jelas Mewengkang. Tak heran, di acara tersebut food festival dan pameran produk dari beragam daerah di Indonesia termasuk kerajinan tangan seperti batik dan sebagainya. Setidaknya sekitar 500 warga Indonesia dan Amerika menghadiri kegiatan tersebut. Mapalus sendiri diketuai Rudy Goni dengan Stenly Legoh sebagai Sekretaris dan Nico Tani sebagai bendahara. Robert Mewengkang, Tony Wowor, dan Yoram Tumarante bertindak sebagai pembina (*) mdopos tLaporan: M Pakasi, AS |
Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.
Diposting oleh Athey di 19.16 1 komentar
PDS Tegas Tolak RUU Pornografi
SAMPAI titik darah penghabisan Partai Damai Sejahtera (PDS) akan menolak penerapan Rencana Undang-Undang (RUU) Pornografi. Perang terhadap UU yang dinilai dapat melecehkan nilai-nilai pluralisme bangsa ini tak hanya sebatas berjuang dan mencari dukungan di Gedung DPR RI Senayan, tapi kini telah dilebarkankan sayap dengan melakukan sosialisasi ke daerah-daerah se Indonesia. Menurut Wakil Ketua DPP PDS Denny Tewu, pihaknya salut dengan penolakan keras dari warga Sulut yang terus digaungkan. Untuk mengkukuhkan pernyataan sikap partai, PDS akan berjuang pantang menyerah untuk menyuarakan aspirasi warga Kawanua. Ditambahkannya, sudah 6 daerah, termasuk Sulut yang menyatakan diri menentang RUU Pornografi, yaitu Papua, Bali, Maluku, Kalteng, Kaltim dan NTT. "Dengan penolakan yang makin gencar di beberapa daerah, tak ada kebersamaan dalam penerapan undang-undang ini, secara otomatis gugur secara hukum. Dan jika tetap diterapkan, daerah-daerah, seperti Bali mengancam akan menerapkan hukum adat, yang dapat merusak tatanan NKRI," terang Tewu. Pria yang menjadi caleg PDS Sulut nomor urut 1 ke DPR RI ini sangat menyayangkan pihak-pihak yang ngotot mensahkan RUU ini, sebab sudah 9 tahun lamanya tak disetujui akibat mengundang polemik masyarakat. Alasannya, RUU ini jelas-jelas menimbulkan multi penafsiran. Itu justru sangat jelas pertentangannya dengan UUD 45 yang terkandung serta melindungi nilai-nilai pluralisme, karena RUU Pornografi tak ada toleransi dengan berbagai budaya yang sudah berkembang di daerah. Rentan terjadi pemahaman multi tafsir tersirat dalam pasal 1, yang menjelaskan dilarangnya sesuatu dalam bentuk, grafik, tulisan atau gambar yang dapat menimbulkan hasrat seseorang. "Sebenarnya penegasan dalam Alkitab lebih ekstrim. Satu firman menegaskan manakala seseorang berpikir atau menginginkan seseorang yang bukan istrinya, maka seseorang itu sudah berbuat dosa. Tapi, apakah firman itu harus dipaksakan menjadi undang-undang?Harus disadari bahwa hal-hal seperti itu sudah diatur dalam hukum agama," tegas Tewu. Begitu juga di pasal 21 yang melibatkan masyarakat untuk menilai, membina dalam penerapan RUU Pornografi, yang dinilai seperti memberikan senjata oleh undang-undang pada masyarakat, yang hanya berpegang pada kecurigaan terhadap warga yang lain. "Sweeping-sweeping dari kelompok tertentu akan semakin gencar dilakukan seperti yang banyak terjadi di Jawa saat ini. Organisasi tertentu main labrak dengan alasan undang-undang. Ini akan sangat membahayakan," terang Tewu, sembari mengimbau masyarakat Sulut secara menyeluruh untuk lebih keras menolak pengesahan RUU Pornografi. Di tempat terpisah Ketua PDS Sulut Arthur Kotambunan BSc menyatakan pihaknya konsisten tegas menolak RUU Pornografi karena membahayakan NKRI. Lagi pula, RUU ini tak penting diatur sebagai aturan negara, karena akibat dari salah penafsiran dapat menyesatkan. "Aturan mainnya secara undang-undang agama sudah jelas pemahamannya. Dengan berdampak pada hukuman moral bagi pelanggarnya, dengan batasan-batasannya. Jadi untuk apa lagi diatur dalam norma-norma aturan umum bagi masyarakat Indonesia yang multi pluralisme," terang Kotambunan.(ras) mdopost |
Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.
Diposting oleh Athey di 19.12 1 komentar
Rabu, Oktober 01, 2008
Sail Bunaken Dimatangkan
Sail Bunaken Dimatangkan
Infrastruktur Penunjang Dibangun
MANADO—Penyelenggaraan Sail Bunaken dipastikan bakal menyemarakkan HUT RI ke-64 2009 nanti sekaligus Hari Nusantara 2009. Menurut Kabid Program Dinas Kelautan dan Perikanan Sulut Ir Haidy Malingkas MSi, Sulut akan menjadi tuan rumah Sail Bunaken 12-20 Agustus 2009.
Selama gelaran yang bertema “Jaga Laut untuk Generasi Mendatang”, di Sulut akan digelar pameran armada Angkatan Laut (fleet review), rally kapal pesiar (yacht rally), kapal perang (war ship), perahu layar (silling pass) dan kejuaraan menyelam (diving tournament).
Sail Bunaken ini digelar untuk membangun kecintaan dan kebanggaan terhadap dunia bahari Indonesia, menggalang Seamen Brother Hood dan meningkatkan citra Indonesia sebagai negara maritim besar serta promosi wisata dan budaya bahari. Lanjut Haidy, 50 kapal akan ikut serta dalam fleet review, yang terdiri dari 20 kapal perang TNI AL dan 30 kapal perang dari berbagai negara, diantaranya Australia, Brunai Darussalam, China, Perancis, Jepang, Korsel, Selandia Baru, Rusia, Singapura, Amerika Serikat, Vietnam, Chilie, India, Peru, Bangladesh dan Mexico.
Untuk kesiapan Sail Bunaken telah dilakukan berbagai rapat koordinasi (Rakor). “Rakor telah dilakukan beberapa kali dengan Menteri Kelautan dan Perikanan, bersama Gubernur Sulut, Wakasal TNI AL, Asop Kasal dan Atase Pertahanan dari China, Brunei, Australia, Jepang, Thailand dan Amerika Serikat,” kata Haidy, kemarin (Rabu,24/9).
Menghadapi even internasional ini, Sulut sedang melakukan pembangunan fasilitas dan infrastruktur penunjang. “Telah didukung dengan SK Gubernur 127/2008 tentang Pembentukan Panitia Daerah pelaksanaan Sail Bunaken di Sulut sehingga perbaikan dan pembangunan jadi sasaran,” ungkapnya. (cw-09)
Diposting oleh Athey di 09.10 1 komentar
Sulut Urutan ke-4 UMP Tertinggi
Sulut Urutan ke-4 UMP Tertinggi
Angouw: Pengusaha Harus Taati Ketentuan UMP
MANADO—Pekerja-pekerja yang ada di Sulut masih tergolong sejahtera dibanding daerah lain menyusul Upah Minimum Provinsi (UMP) Sulut sebesar Rp 845.000 adalah urutan ke-4 tertinggi di Indonesia. Sulut berada di urutan ke-4 sesudah Papua, Aceh dan DKI. Selang 15 tahun terakhir ini, UMP di Sulut mengalami perkembangan yang sangat pesat dibandingkan tahun 1994 yang hanya Rp 81.000/bulan. “Waktu itu namanya masih Upah Minium Regional (UMR) karena masih diatur pusat,” terang Kasubdin Bina Hubungan Industrial dan Pengupahan Disnaker Sulut Supartoyo SH MM kemarin.
Perkembangan UMP yang pesat disebabkan berbagai faktor. Sebut saja, Inflasi, pertumbuhan ekonomi, tingkat pembanding dengan daerah sekitar, dan kebutuhan hidup layak. UMP diperuntukkan bagi pekerja dibawah 1 tahun dan diatas 3 bulan. Jadi, kata Supartoyo, perusahaan wajib memberlakukan upah sundulan jika pekerja sudah memiliki masa kerja di atas 1 tahun. “Nantinya akan ada penyesuaian gaji bagi pekerja yang sudah memiliki masa kerja diatas 1 tahun,” sambungnya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Andrei Angouw menegaskan, pengusaha-pengusaha yang terhimpun dalam asosiasinya sudah memberlakukan ketentuan UMP. “Seharusnya memang semua pengusaha mentaati aturan yang ada soal UMP,” pungkas Andrei. (cw-05)
Diposting oleh Athey di 09.09 0 komentar
Mitos Burung Manguni
Ditugaskan Jaga Keturunan Toar-Lumimuut
BAGI rakyat Minahasa burung Manguni atau juga dikenal sebagai burung hantu, tidak sekadar burung kebanyakan. Burung Manguni diyakini sebagai burung istimewa yang juga mempunyai tugas khusus dalam menjaga keselataman umat manusia. Tak heran jika Kabupaten Minahasa juga daerah-daerah pemekaran dari Kabupaten Minahasa masih tetap menggunakan burung Manguni dalam logo daerahnya.
Chep Ngangi dalam tulisannya berjudul Tugas Burung Manguni dan Opo-Opo seperti dikutip dalam www.Kearifanlokal.blogspot.com menyebutkan, burung Manguni adalah salah satu ciptaan oleh Roh atau Opo paling atas yang menguasai langit dan bumi. Oleh ‘Opo Empung Wananatas’ tersebut menugaskan kepada burung Manguni (mauni : mengamati) untuk menjaga keselamatan anak-cucu Toar-Lumimuut, berjaga-jaga pada malam hari, tidak boleh tidur dan diberi kemampuan bunyi siul berbeda untuk signal aman atau bahaya.
Burung Manguni yang dinamakan ‘Hoot’ (Jawa: burung hantu), bentuknya sebesar burung Kakatua, berbulu hitam keabu-abuan, matanya bulat membelalak menghadap ke depan, ada pula jenis kecil ‘Tootosik’ dinamakan sesuai bunyi siulannya. Pada saat “bertugas” mereka bertengger membelakangi arah datangnya berita, apa bila pertanda baik siulannya syahdu dan apabila ada bahaya suaranya tergesa-gesa lemah seakan berbisik. Pertanda akan ada kemenangan mutlak bila ‘hoot’nya nyaring mengalun dan dilakukan berturut 3 kali 9 (‘telu makasiou’). Atas dasar pemikiran ini maka Jan Timbuleng (sekampung dengan Penulis, Walian) menamakan pasukan Permestanya ‘Brigade 999’ atau Triple Nine.
Masih ada jenis burung malam “Ki’ek” yang sambil terbang menyambar rendah dengan suara melengking (satu kali saja) selalu membawa berita ‘awas bahaya sudah dekat’. Ada lagi jenis burung Kookokuk yang belum pernah dilihat karena tempatnya jauh dalam hutan, apabila siulan “kookokuk” nya mendekat menandakan bahaya semakin dekat dan bila suara jauh melemah artinya lawan telah menjauh. Pada siang hari lanjut Chep Ngangi ada burung “Menge’ngekek”, sebesar terkukur, bulu coklat, sayap kuning, ekor hitam panjang apabila tetap bertengger dibelukar dengan suara tawa mengejek tanda ‘awas waspada’ dan bila dia terbang rendah memintas di depan dengan suara panjang “nge’ek” berarti sebaiknya berhenti sebentar atau batalkan perjalanan. Kicauan burung ‘Kuoo’ dan ‘Kowkow’ bersahut-sahutan pada pagi hari menandakan suasana gembira dan tenteram, dan yang sekali-sekali diselingi suara ngantuk berat dari burung ‘Mu’kurz’ yang dijuluki roh penjaga hutan yang kesiangan.
Dia meyakini burung-burung tersebut belum melupakan tugas yang diberikan oleh Penciptanya, namun kemajuan teknologi komunikasi moderen dan peralatan deteksi mutakhir telah mengambil alih kewajibannya dan mungkin pula burung-burung tersebut tetap memberi pertanda akan peristiwa kekerasan dan bencana yang akan terjadi, tapi karena habitatnya sudah tergusur jauh ke dalam hutan, maka siulan warning-nya sudah tak terjangkau oleh pendengaran manusia.(dikutip dari berbagai sumber)By. T.Assa
Diposting oleh Athey di 09.06 0 komentar
Tari Perang Kabasaran
Tari Perang Kabasaran
Punya 9 Jurus Pedang dan Tombak
MINAHASA menyimpan kekayaan budaya yang sangat menarik ditelusuri. Salah satunya ada tari Kabasaran. Tari ini merupakan tarian perang yang dilakukan warga Minahasa dari semua sub etnis (Tombulu, Tonsea, Tolour dan Tontemboan). Anggota penari Kabasarasn adalah para waraney yang juga bertugas sebagai penjaga keamanan desa dengan mendapat tunjangan berupa beras, gula putih, dan kain.
Menelusuri tarian yang menunjukan kekuatan ilmu perang ini sangat menarik. Apalagio para penari ini mempunyai 9 jurus pedang dan 9 jurus tombak. Tidak itu saja senjata yang digunakan sebagian besar adalah senjata warisan turun temurun.
Para penari seperti yang ditulis dalam theolin.multiply.com menari dengan pakaian serba merah, mata melotot, wajah garang, diiringi tambur sambil membawa pedang dan tombak tajam. Ini membuat tarian kabasaran amat berbeda dengan tarian lainnya di Indonesia yang umumnya mengumbar senyum dengan gerakan yang lemah gemulai.
Dijelaskan, tarian ini merupakan tarian keprajuritan tradisional Minahasa, yang diangkat dari kata; Wasal, yang berarti ayam jantan yang dipotong jenggernya agar supaya sang ayam menjadi lebih garang dalam bertarung. Tarian ini diiringi oleh suara tambur dan / atau gong kecil. Alat musik pukul seperti Gong, Tambur atau Kolintang disebut “Pa ‘ Wasalen” dan para penarinya disebut Kawasalan, yang berarti menari dengan meniru gerakan dua ayam jantan yang sedang bertarung.
Kata kawasalan ini kemudian berkembang menjadi kabasaran yang merupakan gabungan dua kata “Kawasal ni Sarian”. “Kawasal” berarti menemani dan mengikuti gerak tari, sedangkan “Sarian” adalah pemimpin perang yang memimpin tari keprajuritan tradisional Minahasa.
Di situs www.wisatamelayu.com menyebutkan, pada jaman dahulu para penari Kabasaran, hanya menjadi penari pada upacara-upacara adat. Namun, dalam kehidupan sehari-harinya mereka adalah petani. Apabila Minahasa berada dalam keadaan perang, maka para penari kabasaran menjadi Waranei (prajurit perang). Bentuk dasar dari tarian ini adalah sembilan jurus pedang (santi) atau sembilan jurus tombak (wengkouw) dengan langkah kuda-kuda 4/4 yang terdiri dari dua langkah ke kiri, dan dua langkah ke kanan.
Tiap penari kabasaran memiliki satu senjata tajam yang merupakan warisan dari leluhurnya yang terdahulu, karena penari kabasaran adalah penari yang turun temurun. Tarian ini umumnya terdiri dari tiga babak (sebenarnya ada lebih dari tiga, hanya saja, sekarang ini sudah sangat jarang dilakukan). Babak – babak tersebut terdiri dari : (1) Cakalele, yang berasal dari kata “saka” yang artinya berlaga, dan “lele” aritnya berkejaran melompat – lompat. Babak ini dulunya ditarikan ketika para prajurit akan pergi berperang atau sekembalinya dari perang. Atau, babak ini menunjukkan keganasan berperang pada tamu agung, untuk memberikan rasa aman pada tamu agung yang datang berkunjung bahwa setan-pun takut mengganggu tamu agung dari pengawalan penari Kabasaran. (2) Babak kedua ini disebut Kumoyak, yang berasal dari kata “koyak” artinya, mengayunkan senjata tajam pedang atau tombak turun naik, maju mundur untuk menenteramkan diri dari rasa amarah ketika berperang. Kata “koyak” sendiri, bisa berarti membujuk roh dari pihak musuh atau lawan yang telah dibunuh dalam peperangan. (3) Lalaya'an.
Pada bagian ini para penari menari bebas riang gembira melepaskan diri dari rasa berang seperti menari “Lionda” dengan tangan dipinggang dan tarian riang gembira lainnya. Keseluruhan tarian ini berdasarkan aba-aba atau komando pemimpin tari yang diseut “Tumu-tuzuk” (Tombulu) atau “Sarian” (Tonsea). Aba-aba diberikan dalam bahasa Sub – etnik tombulu, Tonsea, Tondano, Totemboan, Ratahan, Tombatu dan Bantik. Pada tarian ini, seluruh penari harus berekspresi Garang tanpa boleh tersenyum, kecuali pada babak lalayaan, dimana para penari diperbolehkan mengumbar senyum riang.
Dalam theolin.multiply.com juga disebutkan, busana yang digunakan dalam tarian ini terbuat dari kain tenun Minahasa asli dan kain “Patola”, yaitu kain tenun merah dari Tombulu dan tidak terdapat di wilayah lainnya di Minahasa, seperti tertulis dalam buku Alfoersche Legenden yang di tulis oleh PN. Wilken tahun 1830, dimana kabasaran Minahsa telah memakai pakaian dasar celana dan kemeja merah, kemudian dililit ikatan kain tenun. Dalam hal ini tiap sub-etnis Minahasa punya cara khusus untuk mengikatkan kain tenun. Khusus Kabasaran dari Remboken dan Pareipei, mereka lebih menyukai busana perang dan bukannya busana upacara adat, yakni degan memakai lumut-lumut pohon sebagai penyamaran berperang.
Sangat disayangkan bahwa sejak tahun 1950-an, kain tenun asli mulai menghilang sehingga kabasaran Minahasa akhirnya memakai kain tenun Kalimantan dan kainTimor karena bentuk, warna dan motifnya mirip kain tenun Minahasa seperti : Kokerah, Tinonton, Pasolongan, Bentenan.
Topi Kabasaran asli terbuat dari kain ikat kepala yag diberi hiasan bulu ayam jantan, bulu burung Taong dan burung Cendrawasih. Ada juga hiasan tangkai bunga kano-kano atau tiwoho. Hiasan ornamen lainnya yang digunakan adalah “lei-lei” atau kalung-kalung leher, “wongkur” penutup betis kaki, “rerenge'en” atau giring-giring lonceng (bel yang terbuat dari kuningan).
Pada jaman penjajahan Belanda tempo dulu , ada peraturan daerah mengenai Kabasaran yang termuat dalam Staadblad Nomor 104 B, tahun 1859 yang menetapkan bahwa (1) Upacara kematian para pemimpin negeri (Hukum Basar, Hukum Kadua, Hukum Tua) dan tokoh masyarakat, mendapat pengawalan Kabasaran. Juga pada perkawinan keluarga pemimpin negeri. (2) Pesta adat, upacara adat penjemputan tamu agung pejabat tinggi Belanda Residen, kontrolir oleh Kabasaran. (3) Kabasaran bertugas sebagai “Opas” (Polisi desa). (4) Seorang Kabasaran berdinas menjaga pos jaga untuk keamanan wilayah setahun 24 hari.
Kabasaran yang telah ditetapkan sebagai polisi desa dalam Staadblad tersebut diatas, akhirnya dengan terpaksa oleh pihak belanda harus ditiadakan pada tahun 1901 karena saat itu ada 28 orang tawanan yang melarikan diri dari penjara Manado. Untuk menangkap kembali seluruh tawanan yang melarikan diri tersebut, pihak Belanda memerintahkan polisi desa, dalam hal ini Kabasaran, untuk menangkap para tawanan tersebut. Namun malang nasibnya para tawanan tersebut, karena mereka tidak ditangkap hidup-hidup melainkan semuanya tewas dicincang oleh Kabasaran.
Para Kabasaran pada saat itu berada dalam organisasi desa dipimpin Hukum Tua. Tiap negeri atau kampung memiliki sepuluh orang Kabasaran salah satunya adalah pemimpin dari regu tersebut yang disebut “Pa'impulu'an ne Kabasaran”. Dengan status sebagai pegawai desa, mereka mendapat tunjangan berupa beras, gula putih, dan kain. Sungguh mengerikan para Kabasaran pada waktu itu, karena meski hanya digaji dengan beras, gula putih, dan kain, mereka sanggup membantai 28 orang yang seluruhnya tewas dengan luka-luka yang mengerikan.(dikutip dari berbagai sumber) by : T.Assa
Diposting oleh Athey di 09.05 2 komentar
Selasa, Agustus 26, 2008
Transaksi Madex 08 Capai Rp 15 M
Transaksi Madex 08 Capai Rp 15 M
Aug 25, 2008 at 08:38 AM
MANADO—Luar biasa perputaran uang di Internasional Manado Festival (Madex 08). Prakiraan panitia, nilai transaksinya mencapai Rp 15 miliar. Bukan hanya itu, animo masyarakat Sulut khususnya Kota Manado untuk menyaksikan pameran yang di gelar di Manado Convention Center (MCC) sangat besar.
Tercatat, 20 ribuan pengunjung yang datang dari pelbagai pelosok Sulut, wisatawan nusantara (wisnu) bahkan ada juga wisatawan mancanegara (wisman) menyaksikan pameran itu.
“Kami bangga atas kesuksesan Madex 08. Selain nilai transaksi dan animo masyarakat, juga sebuah kesuksesan besar bagi Kota Manado dan Sulut dalam mempromosikan panorama wisatanya,” kata Asisten III Kota Manado Drs Harold Monare, mewakili Wali Kota Manado Drs Jimmy Rimba Rogi saat menutup Madex 08, tadi malam.
Yang membuat lain dalam festival kali ini adalah tidak sekadar memamerkan berbagai produksi dalam daerah, tetapi juga Madex 08 menyajikan berbagai ragam seni dan budaya yang ada di Sulut. Beberapa pengunjung pun merasa terpuaskan dengan suguhan Madex 08. “Saya senang karena ruang ekspresi seni dan budaya memberikan pengetahuan bagi saya yang kebetulan bukan orang Manado,” ujar Irwanto Ahmad, mahasiswa Unsrat asal Luwuk Sulteng.
Sementara itu, penutupan Madex 08 memang tidak semeriah pembukaan. Penutupan terkesan sederhana, tidak banyak pejabat yang hadir. Meski demikian, kesuksesan Madex 08 menjadi momentum bagi Kota Manado mempromosikan Manado Kota Pariwisata Dunia 2010 dan Sulut mempromosikan World Ocean Conference (WOC) 2009. (cw-06)
Diposting oleh Athey di 16.27 1 komentar
Rabu, Juli 23, 2008
15 Negara Bahas Kelapa di Sulut
Sebanyak 15 negara peng-hasil kelapa yang tergabung dalam Coco-tech Meeting, ba-kal melakukan kunjungan ke Propinsi Sulut. Dalam kunju-ngan ini, negara-negara ter-sebut akan membahas tuntas masalah perkelapaan, termasuk teknologi pengelolaan kelapa.
Menurut Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdaprop Sulut, Dra Marieta Kuntag MBA, julukan ‘Bumi Nyiur Melambai’ yang ditujukan terhadap Propinsi Sulut, merupakan bukti konkret bah-wa daerah ini, pernah meng-alami masa kejayaan perke-lapaan.
Makanya tak mengherankan, jika julukan tersebut, senan-tiasa melekat di hati masyarakat Indonesia, bahkan juga dunia internasional. Apalagi saat ini Sulut telah diakui sebagai salah satu daerah penyelenggaran MICE (Meeting, Incentives, Conference dan Exhibition). “Sehingga melalui kunjungan ke-15 negara ini, kita berharap masalah yang tengah dihadapi daerah kita, yakni rendahnya produktivitas kelapa akibat serangan penyakit busuk pucuk, dapat dicarikan solusinya,” ungkap Kuntag kepada warta-wan, Selasa (22/07) kemarin.
Kegiatan ini diharapkan mampu menjawab perma-salahan produk perkebunan andalan Sulut tersebut. Sesuai rencana meeting ini bakal dilaksanakan pada tanggal 4 hingga 8 Agustus 2008 di Hotel Sedona Manado. Berdasarkan kesepakatan, dari ke-15 negara yang terdiri dari India, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Samoa, Srilanka, Solomon Islands, Thailand, Vanuatu, Vietnam telah menyatakan diri untuk hadir. “Intinya, pembahasan akan difokuskan pada teknologi baru, metode pengelolaan, peralatan mesin dengan standar yang berkualitas, serta pe-manfaatan kelapa untuk biofuel. Di sini akan hadir Dr Tatang Hernas Soerawidjaja. Bukan itu saja, konsultan ke-lapa asal Filipina Ir Divina Bawalan, dipastikan juga akan memberikan masukan strategis menyangkut integritas modul pengelolaan kelapa,” terangnya.
Selain kegiatan Coco-tech Meeting, dalam waktu yang bersamaan, yakni pada tanggal 5 Agustus 2005, juga akan di-laksanakan Asia Pacific Fishery International Conference. “Da-lam kegiatan ini juga akan dihadiri sejumlah negara dari Asia Pasifik,” kuncinya.(eda)
Diposting oleh Athey di 22.05 0 komentar
Hotel Aston, From Hawaii to Manado
JIKA tidak ada aral melin-tang, jaringan hotel interna-sional, Aston Group yang dirintis suami-istri konglo-merat asal Amerika Serikat, Analie dan Tati Tatibouet, akan beroperasi (soft opening) di Kota Manado, medio No-vember 2008 mendatang. Kini, hotel berbintang tiga yang berlokasi di Jalan Jenderal Su-dirman 128 Manado ini, se-dang digenjot pembangunan fisiknya.
Menurut General Manager (GM) Hotel Aston Manado, Bayu Bimo Mulyo didampingi Room Division Manager Bra-vely Sahelangi, Aston Manado memposisikan diri sebagai ho-tel untuk kalangan pelaku bis-nis. ‘’Hotel ini memiliki 110 ka-mar dan bangunannya ber-lantai sembilan,’’ ungkap Bi-mo seraya menambahkan, fa-silitas yang tersedia menca-kup coffee shop, lobby lounge bar, wifi, business center dan tiga ruangan untuk meeting, plus ball room.
Selain itu, untuk relaksasi, di dalam hotel bisa dinikmati SPA dan service lainnya, di antaranya laundry, shoe shine serta kemudahan berupa express check in. Hebatnya, Aston Manado merupakan sa-lah satu dari 20 properti Aston yang sedang dibangun di In-donesia pada tahun 2008 ini.
Sejarah Hotel Aston sendiri, dimulai dengan perjalanan mengelilingi sepasang suami istri Analia dan Tatibouet dengan kapal. Tahun 1948, mereka berlabuh di Hawaii dan selanjutnya terbetik ide untuk membangun pengina-pan, yang kemudian dinamai Aston. Nama Aston diambil dari singkatan anak mereka, Andre Steven (As), sedangkan tambahan ‘ton’ karena me-ngikuti beberapa group hotel waktu itu yang banyak meng-gunakan kata ‘ton’.
Aston kemudian merambah dunia dan sampai ke Indo-nesia sejak 1997 silam. Tahun ini, Aston memperbanyak propertinya di daerah-dae-rah.‘’Aston kini sedang mem-bidik pembangunan puluhan hotel di Indonesia. Untuk 2008 saja ada 20 properti yang bakal beroperasi, se-dangkan tahun 2009 menda-tang akan dibuka lagi sekitar 11 properti lagi,’’ ungkap Bi-mo. Sulut sendiri memang sedang marak pembangunan hotel. Jaringan hotel besar yang sedang dibangun selain Aston, ada juga Hotel Peninsula, Swiss Bell Maleosang dan Sutan Raja milik konglomerat Indonesia, DL Sitorus.(rik/*)
Diposting oleh Athey di 22.04 0 komentar
Indonesia Peringkat 4 dalam The 5th World Choir Games
PS Sulut Terbanyak Sumbang Medali
Jul 23, 2008 at 08:11 AM
Indonesia Peringkat 4 dalam The 5th World Choir Games
JAKARTA – Kontingen Sulawesi Utara terbanyak menyumbangkan medali bagi tim Indonesia dalam kompetisi paduan suara (PS) internasional The 5th World Choir Games. Sedikitnya PS Sulut berhasil meraih 3 emas dan 6 perak, yang membuat Indonesia memperoleh 24 medali, terdiri dari 9 emas dan 15 perak.
Akhirnya Indonesia yang mengikutsertakan 15 kelompok PS pada event dunia yang telah berlangsung sejak 9-19 Juli di Graz, Austria, berhasil meraih peringkat keempat dari 45 negara.
Tiga medali emas yang disumbangkan PS Sulut yakni oleh Universitas Negeri Manado, Bitung City Chorale, dan GMIM Male Choir. Sementara 6 medali peraknya disumbangkan Universitas Negeri Manado dan Bitung City Chorale masing-masing 2 perak serta Tomohon Christian Female Choir dan GMIM Male Choir Sulawesi Utara masing-masing satu perak.
Medali emas lainnya disumbangkan Elfa’s Singers. Dua medali emas dan gelar World Champion diraih Elfa’s Singer dalam kategori jazz – open category dan kategori pop – open category.
Medali emas lainnya disumbangkan oleh kelompok paduan suara Consolatio Universitas Sumatra Utara (2 emas), Gorontalo Inovasi, dan Whaku Bhim dari Papua masing-masing 1 emas.
Duta Besar RI untuk Austria dan Slovenia, Triyono Wibowo yang menghadiri acara tersebut menyatakan penghargaan dan kebanggaannya terhadap seluruh kelompok Paduan Suara Indonesia yang berpartisipasi dalam kegiatan ini. “Mereka telah mengharumkan nama Indonesia dalam kompetisi Paduan Suara tingkat dunia tersebut,” ujarnya dalam keterangan resminya pada pers kemarin.
Sebagian besar kelompok paduan suara ini telah kembali ke tanah air. Sedangkan beberapa kelompok lainnya masih melanjutkan perjalanan untuk berpartisipasi dalam berbagai kompetisi dan pertunjukan musik di berbagai negara Eropa lainnya.
Kelompok paduan suara Elfa’s Singers misalnya akan melakukan beberapa pertunjukan di Jerman, sementara Whaku Bhim dari Papua masih melanjutkan perjalanan untuk tampil dalam World Symposium on Choral Music di Denmark.
Sementara medali perak disumbangkan oleh Sekolah Pelita Harapan Bukit Sentul (3 perak) dan Angelicus Indonesia Choir. Kemudian Gema Chandra Cendrawasih Universitas Cendrawasih Papua, PSM Universitas Hasanudin, Voice of Yayasan Pendidikan Jayawijaya Papua, Whaku Bhim dari Papua dan Adoro Te Choir masing-masing 1 perak.
Indonesia terpilih dari wilayah Asia Tenggara untuk diliput secara khusus oleh TV Nasional Austria ORF 2. Penampilan paduan suara Whaku Bhim dari Papua akan ditampilkan secara khusus bersama beberapa kelompok paduan suara lainnya.
Diantaranya dari Tiongkok, Australia, Amerika, Eropa dan Afrika Selatan dalam acara ”We Are The World, Die Grosse Sommer-Nacht der Chore”, International Choir Competition World Choir Games. Acara ini akan disiarkan ke seluruh wilayah Austria pada hari Sabtu (26 /7/2008) pukul 20:15 waktu setempat.
Kompetisi yang diikuti 441 kelompok paduan suara ini mempertandingkan 28 kategori antara lain paduan suara anak, paduan suara pemuda, paduan suara campuran (pria dan wanita), paduan suara wanita, paduan suara pria, musica sacra, music of the religions, musik kontemporer, jazz, pop, gospel and spiritual, dan folklore (musik rakyat).
Sebagian besar paduan suara Indonesia mengikuti kategori folklore yang telah memukau para penonton karena keragaman budaya yang ditunjukkan dalam kostum, alat musik, jenis lagu dan perpaduan musik dan tari. Kategori lainnya yang diikuti adalah popular choral, jazz, musica sacra, gospel and spiritual, paduan suara pria, paduan suara wanita dan paduan suara campuran. (jpnn)
Diposting oleh Athey di 21.57 1 komentar
Senin, Juli 21, 2008
Infrastruktur Penunjang WOC Berjalan Sesuai Jadwal
Sudah 38,89 Persen
Jul 21, 2008 at 08:36 AM
Infrastruktur Penunjang WOC Berjalan Sesuai Jadwal
MANADO—Perlahan, proses penyelesaian sejumlah infrastruktur yang didanai APBN makin menunjukkan perkembangan yang berarti. Khusus penunjang WOC 2009 yang ditangani Dinas PU, misalnya, hingga akhir triwulan II sudah mencapai 38,89 persen. Total dana yang dialokasikan pemerintah, baik lewat dana sektoral maupun dekonsentrasi untuk proyek itu mencapai Rp 334,48 miliar. “Realisasi beberapa proyek malah sudah melebihi rencana,” kata Kadis PU Ir Alex Wowor MSi. Yang dimaksud adalah, misalnya, jembatan Megawati yang direncanakan 52 persen ternyata saat ini sudah 82 persen, pelebaran jalan Bandara dari 6 persen sudah 6,45 persen, dan pembangunan air minum di Mapanget dari target 50 persen menjadi 65 persen.
Sementara itu, sejumlah warga di bagian utara Manado tak pernah henti mempertanyakan penyelesaian jembatan Megawati yang telah menelan dana sekitar Rp 29,9 miliar. “Bilang Agustus ini, tapi sekarang belum ada tanda-tanda,” tukas Rudi, warga Tuminting. Tapi, Kabid Program dan Anggaran Ir M Mawey menyatakan bahwa prosesnya berjalan sesuai rencana. “Agustus sudah selesai bangunan atasnya, tapi nanti sekitar September baru akan dibuka,” ujarnya.(cw-14)
Diposting oleh Athey di 23.57 0 komentar
Infrastruktur Penunjang WOC Berjalan Sesuai Jadwal
Sudah 38,89 Persen
Jul 21, 2008 at 08:36 AM
Infrastruktur Penunjang WOC Berjalan Sesuai Jadwal
MANADO—Perlahan, proses penyelesaian sejumlah infrastruktur yang didanai APBN makin menunjukkan perkembangan yang berarti. Khusus penunjang WOC 2009 yang ditangani Dinas PU, misalnya, hingga akhir triwulan II sudah mencapai 38,89 persen. Total dana yang dialokasikan pemerintah, baik lewat dana sektoral maupun dekonsentrasi untuk proyek itu mencapai Rp 334,48 miliar. “Realisasi beberapa proyek malah sudah melebihi rencana,” kata Kadis PU Ir Alex Wowor MSi. Yang dimaksud adalah, misalnya, jembatan Megawati yang direncanakan 52 persen ternyata saat ini sudah 82 persen, pelebaran jalan Bandara dari 6 persen sudah 6,45 persen, dan pembangunan air minum di Mapanget dari target 50 persen menjadi 65 persen.
Sementara itu, sejumlah warga di bagian utara Manado tak pernah henti mempertanyakan penyelesaian jembatan Megawati yang telah menelan dana sekitar Rp 29,9 miliar. “Bilang Agustus ini, tapi sekarang belum ada tanda-tanda,” tukas Rudi, warga Tuminting. Tapi, Kabid Program dan Anggaran Ir M Mawey menyatakan bahwa prosesnya berjalan sesuai rencana. “Agustus sudah selesai bangunan atasnya, tapi nanti sekitar September baru akan dibuka,” ujarnya.(cw-14)
Diposting oleh Athey di 23.57 0 komentar
Minggu, Juli 20, 2008
Paling Awal Didirikan di Minahasa
Mengenal Watu Tumotowa Tompaso
WATU Tumotowa didirikan oleh setiap komunitas orang Minahasa di manapun mereka mulai membuka pemukiman. Itu menjadi mezbah untuk memohon restu bermukim, semoga tanah dan air memberi berlimpah sumber kehidupan. Dan untuk seterusnya digunakan sebagai tempat kaum untuk berkomunikasi dengan Empung Wailan Wangko (Tuhan yang maha esa).
Watu Tumotowa dari anak suku Tontemboan dan sebagian Toulour. Anak suku Tonsea menyebutnya Watu Tumou, odang Tondano : Panimbe, Tombulu: Watu Pahlalesan. Towa artinya: memanggil, memohon hadirat Tuhan.
Setiap kali hendak membuka pemukiman baru, para leluhur Minahasa melepaskan seekor ayam jantan yang telah dipilih. Di mana ayam itu pertama kali mengais atau mencakar tanah, di situlah batu altar didirikan. Dan rumah-rumah penduduk pun mulai didirikan di sekitar area yang menjadi tempat suci tersebut. Di Kakas, di permukaan batu yang merupakan titik awal pembangunan negeri itu tergurat bekas cakaran ayam (kina’kas ni ko’ko dan menjadi asal mula nama negeri itu: Ka’kas). Di Tompaso Baru, sebuah batu Tumotowa terpahat di tebing batu, dan ini dipercaya oleh kalangan tertentu sebagai pemukiman mula keturunan Toar dan Lumimuut sebelum mereka pindah ke kawasan Tonderukan dan sekitarnya.
Keistimewaan Watu Tumotowa di Tompaso, pertama, batu ini merupakan salah satu mezbah yang paling awal didirikan orang Minahasa sebelum mereka memenuhi seluruh penjuru jasirah utara Sulawesi dan mendirikan Watu Tumotowa di masing-masing tempatnya sampai menjadi banyak. Kedua, batu yang sekarang terletak di pacuan kuda Tompaso ini dipercaya sebagai tempat upacara yang serangkaian dengan upacara besar di Watu Pinawetengan. Jika di Watu Pinawetengan dipimpin Muntu-untu, pemimpin tertinggi yang menjadi opo, maka yang di bawah du Watu Tumotowa dipimpin oleh bawahan Muntu-untu yakni, Miyoh-iyoh. Opo Mioyoh adalah opo Bumi yang bersemayam di dalam tanah. Istri Mioyoh adalah Tende Wene, Dewi Padi (Wene: padi). Upacara-upacara yang dilakukan di Watu Tumotowa maupun di Watu Pinawetengan memang senantiasa dikaitkan dengan permohonan untuk kesuburan dan keberhasilan panen.(dikutip dari buku acara Upacara Adat Watu Pinawetengan dan Watu Tumotowa)
Diposting oleh Athey di 22.14 0 komentar
Wawali Harapkan TFF 2009 Disiapkan Mulai Sekarang
TOMOHON- Wakil Walikota Tomohon Lineke Syenny Watoelangkow memberikan pernyataan menarik soal iven Tomohon Flower Fesitval (TFF). Menurutnya, karena hajatan tersebut bertaraf international, persiapan di tahun 2009 nanti harus lebih baik lagi.
Hal ini disampaikan Watoelangkow ketika memberikan sambutan ketika memimpin apel Korpri (17/7) kemarin, di halaman kantor Walikota Tomohon. "TFF Tahun 2009 harus lebih baik dari tahun 2008,” ujar sosok yang juga aktif dalam organisasi lingkungan ini.
Watoelangkow juga ikut memberikan menyatakan rasa salutnya kepada jajarannya (PNS) atas suksesnya TFF tahun 2008 yang baru saja lewat. “Meski demikian, kita harus tetap mawas diri, persiapkan TFF tahun 2009 nanti lebih matang dan terencana mulai dari sekarang,” ujarnya.
Di sisi lain. Dalam apel tersebut, Watoelangkow juga mencanangkan pemakaian seragam batik motif Bunga Payus (bunga khas Tomohon, red) serta menyerahkan 18 unit kendaraan dinas roda dua kepada para penyuluh lapangan Keluarga Kerencana Kota Tomohon. (lee)
Diposting oleh Athey di 22.06 0 komentar
Turis Mulai Berdatangan di Manado
SOSIALISASI Manado sebagai Kota Pariwisata dunia mulai dirasakan manfaatnya. Buktinya saat ini turis mancanegara mulai berdatangan.
Pantauan koran ini, di pusat kota sudah terlihat banyak para turis mancanegara yang berjalan-jalan di keramaian.
Panasnya di Manado sehingga baju yang mereka gunakan memang menyita perhatian masyarakat. Bahkan ada juga turis yang duduk di depan salah satu pusat perbelanjaan, lengkap dengan tas ransel, topi dan kacamata. Sedangkan yang lainnya sedang asyik belanja topeng yang terbuat dari batik, dan barang lainnya yang dianggap unik.
“Saya senang bisa mengunjungi kota Manado, orangnya baik dan ramah. Disini banyak juga budaya yang menarik,” ujar Antonie dengan bahasa Indonesia yang terbata-bata.(cw-03)
Diposting oleh Athey di 21.52 0 komentar
Sabtu, Juli 19, 2008
Manado Berkembang Pesat
Manado Berkembang Pesat
Jul 17, 2008 at 08:24 AM
Perdagangan, Hotel dan Restoran Kontributor Terbesar Ekonomi
MANADO—Pertumbuhan pesat di Manado tak bisa dipungkiri memberikan kontribusi terhadap perekonomian kota Manado. Jika dilihat dari setiap subsektor, ada lima subsektor yang memberikan kontribusi terbesar, yakni bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, angkutan, keuangan, dan jasa-jasa. Hal ini diungkap Dr (Cand) Abdi W Buchari SE MSi, kemarin (Rabu,16/7). “Sektor perhubungan memang memberikan kontribusi besar. Karena data terakhir menunjukkan sekitar 2000 orang masuk keluar di bandara Samrat setiap harinya,” jelasnya. Dari 2000 orang tersebut setengahnya diperkirakan orang Manado atau para pejabat yang menjalankan tugas ke luar daerah. “Kalau kita perkirakan setengahnya orang Manado atau pejabat yang tugas ke luar daerah, berarti setengahnya orang luar. Ke depan maskapai-maskapai penerbangan akan menambah frekuensi terbang untuk Manado. Ada salah satu maskapai penerbangan yang berencana akan mendirikan homebase di Manado,” ungkapnya lagi.
Kemudian subsektor komunikasi mengalami pertumbuhan 60%, lanjutnya. “Orang miskin saja pake hp. Mungkin tidak semua tapi paling ada yang beli hp dengan uang BLT. Torang saja mungkin pegang dua hp,” katanya. Tak heran Manado memberikankontribusi terbesar dalam PDRB Sulut. “Manado sebagai kota etalase Sulut, ini terindikasi lewat kondisi perekonomiannya. Manado 25% memberikan kontribusi terhadap PDRB Sulut, sementara yang 75% adalah kabupaten/kota lain,” tambah Wawali.
Sementara untuk sektor lain, kontribusi tergolong rendah seperti pertanian, industri olahan, keuangan, dan pertambangan/penggalian. (gyp)
Diposting oleh Athey di 23.48 0 komentar